Urutan pelaksanaan haji penting dipahami umat Muslim yang hendak menunaikan rukun Islam ke-5 tersebut. Jika tidak dilakukan dengan urutan yang tepat, ibadah haji yang dikerjakan seseorang tidak sah menurut hukum Islam.
Ibadah ini menjadi pamungkas sekaligus penyempurna terhadap empat rukun Islam sebelumnya. Dalam agama Islam menunaikan ibadah haji hukumnya wajib bagi yang memiliki kemampuan untuk mengerjakannya
Urutan Haji dari Awal sampai Akhir Lengkap
Mengutip dari buku 15 Kisah Keajaiban Saat Haji, Taufiurrohman, M.Si, 2015, ibadah haji adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh umat islam yang mampu atau kuasa untuk melaksanakannya.
Pergi haji adalah ibadah yang termasuk kedalam rukun Islam, yakni rukun Islam kelima.
Hukum melaksanakan ibadah haji dijelaskan sebagai fardu, yakni kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat Islam yang mampu, baik laki-laki maupun perempuan. Penjelasan ini sesuai dengan ayat dalam Al-Qur'an, surat Ali Imran ayat 97:
فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Arab Latin: "Fīhi āyātum bayyinātun maqāmu ibrāhīma wa man dakhala-hu kāna āminan, wa lillāhi 'alan-nāsi ḥijjul-bayti manisṭaṭā'a ilaihi sabīlā, wa man kafara fa innallāha ganiyyun 'anil-'ālamīn."
Artinya: "Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya, maka dia akan merasa aman. Dan kewajiban manusia terhadap Allah adalah melakukan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu) bagi orang yang mampu melakukan perjalanan ke sana. Dan siapa yang kufur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, tidak membutuhkan seluruh alam."
Rasulullah saw juga menjelaskan pentingnya ibadah haji dalam sabdanya:
"Agama Islam itu ditegakkan atas lima dasar, pertama: bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, kedua: mendirikan shalat, ketiga: membayar zakat, keempat: melaksanakan haji, dan kelima: berpuasa di bulan Ramadan." (HR. Bukhari & Muslim)
Berikut adalah urutan haji dari awal sampai akhir lengkap dengan tata cara pelaksanaannya:
1. Memulai Ihram dari Miqat yang Telah Ditentukan
Miqat adalah batas waktu dan tempat yang telah ditentukan untuk memulai ibadah haji dan umrah. Terdapat dua jenis miqat, yaitu miqat zamani yang merupakan batas waktu, dan miqat makani yang merupakan batas tempat.
Batas waktu untuk melaksanakan ibadah haji adalah pada bulan Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah. Sedangkan batas tempat untuk memulai ibadah haji berbeda-beda tergantung dari arah kedatangan jamaah haji.
Setiap jamaah harus memulai ihram dari miqat yang telah ditentukan sesuai dengan rute perjalanan mereka. Tahapan pelaksanaan ihram adalah sebagai berikut:
2. Wukuf di Arafah pada 9 Zulhijah
Wukuf di Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah, dimulai setelah matahari tergelincir hingga terbit fajar pada 10 Zulhijah, yang dikenal juga sebagai Hari Raya Iduladha.
Wukuf di Arafah adalah salah satu rukun haji yang sangat penting dan harus dilaksanakan dengan khidmat. Selama wukuf, jamaah dianjurkan untuk melakukan berbagai amalan, antara lain:
3. Menginap atau Mabit di Muzdalifah
Muzdalifah adalah sebuah lokasi yang terletak antara Arafah dan Mina. Setelah tengah malam pada tanggal 9 Zulhijah, jamaah haji berangkat dari Arafah menuju Mina.
Di perjalanan, mereka akan berhenti di Muzdalifah untuk bermalam, walaupun hanya sebentar, sebagai bagian dari rangkaian ibadah haji.
Jamaah yang tiba di Muzdalifah sebelum tengah malam diwajibkan untuk menunggu sampai tengah malam karena waktu pelaksanaan mabit adalah dari tengah malam hingga terbit fajar. Di Muzdalifah, jamaah dapat melakukan berbagai amalan, di antaranya:
4. Melontar Jumrah Aqabah
Setelah fajar menyingsing pada tanggal 10 Zulhijah, tahapan selanjutnya dalam ibadah haji adalah melontar jumrah Aqabah.
Di tempat yang disebut Bukit Aqabah di Mina, jamaah haji melemparkan tujuh butir kerikil ke arah tugu batu yang dikenal sebagai Jumrah Aqabah.
Setelah melaksanakan lontaran jumrah, jamaah haji melanjutkan dengan menyembelih hewan kurban sebagai wujud syukur dan ketaatan kepada Sang Pencipta.
Tindakan ini merupakan bagian dari rangkaian ibadah haji yang mengingatkan akan kesetiaan Nabi Ibrahim a.s. kepada perintah Allah, yang dengan tulus mempersiapkan diri untuk menyembelih putranya, Ismail a.s., sebagai bentuk pengorbanan yang besar.
5. Tahalul
Tahalul adalah melepaskan diri dari ihram setelah melaksanakan amalan-amalan haji. Tahalul dilakukan dalam dua tahap.
Tahap pertama setelah melontar jumrah aqabah dengan mencukur minimal tiga helai rambut. Setelah itu, jamaah haji boleh melakukan semua hal yang dilarang saat ihram kecuali hubungan suami istri.
Setelah tahalul pertama, jamaah haji yang akan tawaf ifadah menuju Mekah. Beberapa hal yang dilakukan di Mekah antara lain:
Tahap kedua tahalul dilakukan dengan menggunting minimal tiga helai rambut. Setelah itu, jamaah haji diperbolehkan melakukan semua yang dilarang saat ihram, termasuk hubungan suami istri.
6. Menginap atau Mabit di Mina
Setelah menyelesaikan tahalul, jamaah haji kembali ke Mina untuk mabit selama hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah.
Selama hari Tasyrik, setelah matahari tergelincir, jamaah haji melontar tiga jumrah (ula, wusta, dan aqabah) masing-masing sebanyak tujuh kali.
Jamaah yang memilih untuk meninggalkan Mina pada tanggal 12 Zulhijah setelah melontar jumrah disebut nafar awwal, sementara yang memilih untuk tinggal hingga 13 Zulhijah disebut nafar sani, yang dianggap lebih sempurna karena melontar jumrah selama tiga hari Tasyrik.
Setelah semua amalan ini selesai, jamaah haji kembali ke Mekah, menandai berakhirnya seluruh rangkaian ibadah haji.
7. Thawaf wada
Tawaf Wada merupakan momen yang penuh makna bagi jamaah haji, di mana mereka melakukan tawaf terakhir sebelum meninggalkan Mekah.
Setelah menyelesaikan semua ibadah haji, jamaah mempersiapkan diri dengan wudhu' dan bergerak menuju Masjid al-Haram.
Di sana, di hadapan Ka'bah yang suci, jamaah membaca niat untuk melakukan Tawaf Wada. Dengan penuh khusyuk, jamaah mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh putaran, memulai dan mengakhiri setiap putaran serta berdoa dan berzikir.
Setelah selesai Tawaf Wada, jamaah salat sunnah dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim jika memungkinkan, sebagai bagian dari sunnah setelah tawaf.
Momen ini tidak hanya menjadi perpisahan fisik dengan Ka'bah, tetapi juga sebagai penghormatan terakhir sebelum kembali ke tanah air, penuh haru dan rasa syukur atas kesempatan ibadah yang telah diberikan.
Itulah urutan haji dari awal sampai akhir lengkap. Dengan memahami dan mematuhi urutan pelaksanaan ibadah haji, jamaah haji dapat menjalankan ibadah dengan baik dan mendapatkan keberkahan serta pengampunan dosa dari Allah Swt.