Dalam Islam, seorang rasul memiliki empat sifat wajib yang menunjukkan keutamaan dan kelayakannya dalam menyampaikan risalah Allah. Sifat-sifat ini menjadi tanda bahwa mereka adalah manusia pilihan yang dijaga oleh Allah dari kesalahan dalam menjalankan tugas kerasulan.
-
Shidiq (Jujur): Seorang rasul harus jujur dalam perkataan dan perbuatannya. Mereka tidak pernah berdusta, terutama dalam menyampaikan wahyu. Kejujuran ini membangun kepercayaan umat. Contohnya, Nabi Muhammad SAW dijuluki Al-Amin (yang terpercaya) oleh masyarakat Mekah, bahkan sebelum diangkat menjadi rasul.
-
Amanah (Dapat Dipercaya): Rasul adalah sosok yang sangat bisa dipercaya, baik dalam menjalankan amanah dari Allah maupun dari sesama manusia. Mereka tidak pernah menyia-nyiakan tugas atau menyelewengkan risalah. Nabi Musa AS, misalnya, dikenal sebagai pemimpin yang setia dan tidak berkhianat terhadap umatnya.
-
Tabligh (Menyampaikan): Rasul wajib menyampaikan semua wahyu yang diterima dari Allah, tanpa menambah atau menguranginya. Mereka tidak menyembunyikan sedikit pun dari risalah tersebut. Nabi Muhammad SAW menyampaikan seluruh isi Al-Qur’an meskipun mendapat tekanan dan ancaman dari kaum kafir Quraisy.
-
Fathonah (Cerdas): Rasul memiliki kecerdasan tinggi, baik secara intelektual maupun emosional. Mereka mampu menjawab tantangan umat, berdialog dengan bijak, dan menyampaikan ajaran dengan logika yang bisa diterima akal sehat. Contoh nyata adalah kecerdasan Nabi Muhammad SAW dalam menyusun perjanjian Hudaibiyah dan strategi dakwah yang penuh hikmah.
Keempat sifat ini adalah standar moral dan spiritual bagi setiap rasul. Mereka menjadi teladan sempurna dalam kepribadian, bukan hanya karena tugas mereka membawa wahyu, tetapi juga karena mereka menjalani hidup dengan karakter yang sangat mulia dan terjaga dari sifat tercela.