Pertanyaan “Bagaimana saya dapat mengetahui bahwa pembelajaran telah mencapai hasil belajar yang diinginkan?” muncul dalam konteks perencanaan asesmen dalam pendekatan UbD. Pertanyaan ini bertujuan untuk memastikan guru memiliki metode yang tepat untuk mengukur pencapaian tujuan belajar siswa sebelum merancang kegiatan pembelajaran.
Pendekatan UbD (Understanding by Design) menggunakan prinsip Backward Design, yaitu merancang pembelajaran dari hasil akhir yang diinginkan. Salah satu pertanyaan kunci dalam pendekatan ini adalah:
“Bagaimana saya dapat mengetahui bahwa pembelajaran telah mencapai hasil belajar yang diinginkan?”
Pertanyaan ini sangat penting karena menentukan cara guru mengukur keberhasilan pembelajaran. Jawaban atas pertanyaan ini muncul pada tahap merancang asesmen (Assessment Evidence) dalam perencanaan UbD.
1. Peran Asesmen dalam UbD
Asesmen berfungsi sebagai alat ukur untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa asesmen yang tepat, guru tidak dapat memastikan keberhasilan pembelajaran, sekalipun kegiatan belajar berjalan dengan baik. Dalam tahap ini, guru menanyakan:
-
Apakah siswa dapat menunjukkan pemahaman konsep yang diharapkan?
-
Apakah siswa mampu melakukan keterampilan yang telah ditargetkan?
-
Bagaimana cara mengumpulkan bukti yang akurat untuk menilai pencapaian siswa?
Asesmen dalam UbD bersifat terencana dan relevan dengan tujuan akhir, sehingga seluruh proses pembelajaran terfokus pada hasil yang diinginkan.
2. Bentuk Asesmen dalam Pendekatan UbD
Guru dapat merancang berbagai bentuk asesmen sesuai tujuan pembelajaran, antara lain:
-
Tes tertulis: Untuk menilai pengetahuan atau konsep yang dipahami siswa.
-
Proyek atau portofolio: Untuk menilai keterampilan dan kemampuan berpikir kritis.
-
Presentasi atau demonstrasi: Untuk menilai pemahaman dan kemampuan mengkomunikasikan ide.
-
Observasi kinerja: Untuk menilai kemampuan praktik atau perilaku siswa.
Pemilihan bentuk asesmen disesuaikan dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran agar hasil penilaian valid dan akurat.
3. Hubungan Asesmen dengan Tujuan dan Kegiatan Pembelajaran
Tahap asesmen berada setelah merumuskan tujuan pembelajaran, tetapi sebelum merancang kegiatan pembelajaran. Alur ini penting karena:
-
Mengetahui tujuan terlebih dahulu membantu guru menentukan indikator keberhasilan.
-
Menentukan asesmen lebih dulu memastikan kegiatan pembelajaran yang dirancang akan mendukung siswa mencapai hasil belajar yang diinginkan.
-
Dengan asesmen yang jelas, guru dapat memonitor progres siswa dan menyesuaikan strategi belajar jika diperlukan.
4. Contoh Implementasi
Misalnya, dalam pelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis teks argumentasi:
-
Tujuan: Siswa dapat menulis teks argumentasi yang logis dan koheren.
-
Asesmen: Guru merancang rubrik penilaian teks argumentasi yang mencakup struktur, penggunaan fakta dan opini, serta bahasa.
-
Kegiatan pembelajaran: Diskusi, latihan menulis draft, dan revisi teks sesuai umpan balik.
Dengan rubrik asesmen ini, guru dapat memastikan siswa telah mencapai tujuan pembelajaran secara objektif.
5. Kesimpulan
Pertanyaan “Bagaimana saya dapat mengetahui bahwa pembelajaran telah mencapai hasil belajar yang diinginkan?” harus dirumuskan pada tahap merancang asesmen dalam pendekatan UbD. Asesmen menjadi alat ukur untuk memvalidasi pencapaian tujuan, memastikan kegiatan pembelajaran relevan, dan membantu guru mengevaluasi keberhasilan proses belajar. Tanpa tahap asesmen yang direncanakan dengan baik, hasil belajar siswa tidak dapat diukur secara akurat dan pembelajaran kurang terarah.
Jawaban pilihan soal: C. Merancang asesmen ✅