Ir. Soekarno menempuh pendidikan tinggi di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang Institut Teknologi Bandung atau ITB), sebuah perguruan tinggi teknik yang terletak di Bandung, Jawa Barat. Ia diterima di universitas tersebut pada tahun 1920, setelah menamatkan pendidikan menengah di Hoogere Burger School (HBS) di Surabaya. Di sana, Soekarno mempelajari bidang teknik sipil dan meraih gelar insinyur pada tahun 1926.
Pendidikan di Technische Hoogeschool memberikan Soekarno pemahaman mendalam tentang ilmu teknik, namun lebih dari itu, pendidikan ini juga membentuk kepribadiannya. Selama masa kuliah, Soekarno mulai terbuka dengan berbagai ideologi dan gagasan baru yang berkembang di Eropa dan dunia. Pada saat itu, banyak mahasiswa Indonesia yang memanfaatkan kesempatan studi di luar negeri untuk memperluas wawasan mereka mengenai kemerdekaan dan nasionalisme. Soekarno sendiri mulai menunjukkan minat besar terhadap pemikiran-pemikiran politik yang progresif, yang nantinya membentuk pandangannya mengenai perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Di kampus, Soekarno tidak hanya dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas, tetapi juga sebagai seorang yang berbakat dalam berbicara di depan umum. Keterampilan oratorinya yang luar biasa mulai terbentuk sejak masa kuliah, di mana ia sering berdebat dan berpartisipasi dalam diskusi politik dengan teman-temannya. Di sinilah awal mula Soekarno mulai dikenal sebagai pemimpin yang mampu memengaruhi banyak orang dengan kata-katanya.
Meskipun ia belajar teknik sipil, minat terbesar Soekarno ternyata ada pada politik dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pendidikan yang diperolehnya di ITB bukan hanya membentuk kemampuannya dalam bidang teknik, tetapi juga memperluas pandangannya dalam mengelola negara dan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan.