0 Suara
oleh (26.3rb Poin)
Mengapa Masyarakat Indonesia Mengembangkan Ragam Pertanian yang Berbeda-Beda Berdasarkan Iklim Lokal?

1 jawaban

0 Suara
oleh (26.3rb Poin)

Indonesia memiliki iklim tropis yang dipengaruhi oleh kondisi geografis dan topografi yang beragam, seperti dataran tinggi, pantai, dan pegunungan. Meskipun secara umum hanya terdapat dua musim, hujan dan kemarau, intensitas serta distribusinya berbeda-beda di setiap daerah. Inilah yang menyebabkan masyarakat di berbagai wilayah Indonesia mengembangkan sistem pertanian dan pola bercocok tanam yang berbeda-beda sesuai dengan karakter iklim lokal masing-masing.

Contohnya, di daerah yang memiliki curah hujan tinggi sepanjang tahun seperti Sumatera Barat dan Kalimantan, masyarakat lebih banyak menanam padi sawah dan hortikultura. Sementara itu, di daerah yang lebih kering seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), pertanian cenderung berfokus pada tanaman yang lebih tahan kekeringan, seperti jagung, sorgum, dan umbi-umbian.

Selain jenis tanaman, pola tanam dan teknologi pertanian lokal juga berkembang sebagai respons terhadap kondisi iklim. Misalnya, sistem ladang berpindah di Kalimantan dan Papua digunakan untuk menyesuaikan dengan kesuburan tanah dan musim hujan. Di Bali, masyarakat mengembangkan sistem irigasi tradisional yang disebut “subak” yang sangat tergantung pada musim hujan dan manajemen air.

Hal ini mencerminkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam menyesuaikan budaya mereka dengan kondisi lingkungan, termasuk iklim. Perbedaan ini juga membentuk keanekaragaman budaya agraris, sistem kalender pertanian, dan upacara adat yang berkaitan dengan musim, seperti upacara panen atau tolak bala saat kemarau panjang.

Dengan demikian, ragam pertanian yang berkembang berdasarkan iklim lokal tidak hanya menunjukkan kemampuan adaptasi, tetapi juga memperkaya budaya lokal dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang sangat beragam secara sosial dan budaya.

Pertanyaan serupa

...