Ya, saya menerapkan diferensiasi konten, proses, dan produk untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik.
Alasannya sebagai berikut:
1. Diferensiasi Konten
Saya menyesuaikan tingkat kompleksitas materi, memberikan sumber belajar yang beragam (teks, video, infografik), serta menyediakan materi pendukung bagi peserta didik yang membutuhkan penguatan.
Alasannya: setiap peserta didik memiliki kesiapan belajar yang berbeda, sehingga akses terhadap materi perlu disesuaikan agar semua dapat memahami konsep dasar namun tetap tertantang sesuai kemampuannya.
2. Diferensiasi Proses
Saya memvariasikan cara belajar, misalnya diskusi kelompok, pembelajaran berbasis proyek, eksperimen, atau belajar mandiri terstruktur.
Alasannya: gaya belajar dan minat siswa berbeda—ada yang lebih mudah memahami melalui praktik, ada yang lebih suka membaca, dan ada yang lebih nyaman berdiskusi. Variasi proses membantu mereka terlibat secara optimal.
3. Diferensiasi Produk
Saya memberi pilihan bentuk tugas, seperti presentasi, poster, esai, video, atau jurnal belajar.
Alasannya: peserta didik dapat menunjukkan pemahaman dengan cara yang sesuai kekuatan mereka, sekaligus mendorong kreativitas dan rasa kepemilikan terhadap hasil belajar.
Kesimpulan
Diferensiasi saya terapkan karena kelas terdiri atas siswa yang beragam dalam minat, kesiapan, dan profil belajar. Dengan diferensiasi, pembelajaran menjadi lebih adil (equitable) dan setiap peserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan melalui jalur yang paling sesuai untuk merek