Bank sampah di sekolah adalah sebuah program pengelolaan sampah berbasis partisipasi warga sekolah yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan sejak dini. Konsepnya menyerupai sistem perbankan, di mana siswa bisa menyetorkan sampah yang memiliki nilai jual—biasanya sampah anorganik seperti plastik, botol, kertas, dan logam—untuk dicatat sebagai "tabungan". Sampah-sampah tersebut kemudian dikumpulkan dan disalurkan ke mitra pengepul atau daur ulang.
Melalui program ini, sekolah tidak hanya berkontribusi terhadap pengurangan limbah dan kebersihan lingkungan, tetapi juga memberikan pembelajaran langsung kepada siswa tentang nilai ekonomi sampah, pentingnya memilah dan mengelola sampah, serta membentuk karakter peduli lingkungan. Biasanya, pengelolaan bank sampah dilakukan oleh tim gabungan guru, siswa, dan staf kebersihan sekolah.
Bank sampah juga menjadi bagian dari pembelajaran tematik, terutama pada mata pelajaran seperti IPA, IPS, dan Prakarya. Siswa diajak mengamati proses daur ulang, mencatat hasil tabungan sampah, hingga membuat produk dari barang bekas. Program ini sangat mendidik karena tidak hanya mengajarkan teori, tetapi langsung mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Di beberapa sekolah, bank sampah juga memberikan reward atau hadiah bagi siswa yang aktif berkontribusi. Hal ini dapat memotivasi siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan. Selain itu, bank sampah sekolah menjadi jembatan untuk membangun budaya bersih dan tertib, serta memberikan manfaat ekonomi, baik bagi siswa secara individu maupun bagi sekolah secara keseluruhan.