Nabi Muhammad SAW disebut sebagai penutup para nabi dan rasul (Khatamun Nabiyyin) karena beliau adalah nabi terakhir yang diutus oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia dan tidak akan ada nabi atau rasul setelah beliau hingga hari kiamat. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 40: "Muhammad itu bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi."
Alasan beliau menjadi penutup para nabi antara lain karena kesempurnaan risalah yang beliau bawa. Al-Qur’an adalah kitab suci yang lengkap dan mencakup seluruh aspek kehidupan, baik ibadah, sosial, ekonomi, hingga hukum. Tidak ada lagi kebutuhan akan wahyu baru setelah Islam disempurnakan.
Allah juga menyebutkan dalam Surah Al-Ma'idah ayat 3 bahwa agama Islam telah disempurnakan: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridai Islam itu menjadi agamamu.”
Nabi Muhammad SAW diutus untuk seluruh umat manusia, bukan hanya kepada satu kaum seperti rasul sebelumnya. Ini ditunjukkan dalam Surah Saba’ ayat 28: “Dan Kami tidak mengutus kamu melainkan kepada seluruh umat manusia, sebagai pembawa kabar gembira dan sebagai pemberi peringatan.”
Dengan berakhirnya kenabian pada diri beliau, maka tanggung jawab dakwah berpindah kepada umat Islam untuk melanjutkan misi dakwah dengan menjadikan beliau sebagai teladan. Tidak ada nabi baru setelah beliau, dan semua wahyu telah sempurna dalam Al-Qur’an. Inilah yang menjadikan beliau penutup para nabi dan rasul, serta pembawa risalah universal yang abadi.