Kisah-kisah para rasul dalam Al-Qur’an bukan sekadar cerita sejarah, melainkan sarat dengan hikmah dan pelajaran hidup yang sangat relevan untuk kehidupan manusia sepanjang masa. Allah SWT menyampaikan kisah ini untuk memperkuat keimanan, memperjelas kebenaran ajaran Islam, dan memberi contoh nyata tentang keteguhan, kesabaran, serta perjuangan dalam menegakkan kebenaran.
Salah satu hikmah utama dari kisah para rasul adalah keteladanan dalam berdakwah. Para rasul menunjukkan bagaimana cara berdakwah dengan sabar dan hikmah, bahkan ketika menghadapi penolakan dan kekerasan. Nabi Nuh AS berdakwah selama 950 tahun meskipun hanya sedikit pengikut yang percaya. Ini mengajarkan bahwa hasil bukan tanggung jawab manusia, tetapi usaha maksimal adalah keharusan.
Hikmah lainnya adalah keberanian menghadapi ketidakadilan dan kemusyrikan. Nabi Ibrahim AS menghadapi raja Namrud dan menghancurkan berhala kaumnya sebagai simbol penolakan terhadap kesyirikan. Ini menunjukkan pentingnya ketegasan dalam menjaga kemurnian tauhid.
Kisah para rasul juga memperlihatkan kepasrahan dan tawakal kepada Allah. Nabi Musa AS ketika dikejar oleh Firaun di Laut Merah tetap tenang karena yakin bahwa Allah bersamanya. Hal ini mengajarkan pentingnya iman dalam menghadapi kesulitan hidup.
Selain itu, kisah para rasul menjadi penghibur dan penguat hati bagi Nabi Muhammad SAW ketika menghadapi tantangan dakwah. Al-Qur’an menyebut hal ini dalam Surah Hud ayat 120: "Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu agar dengannya Kami teguhkan hatimu."
Dari semua ini, kita belajar bahwa kisah para rasul adalah pedoman hidup, motivasi spiritual, dan petunjuk dalam menghadapi kehidupan dengan keimanan dan keteguhan hati.