Agar pendidik dapat menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan dimensi Profil Pelajar Pancasila, langkah utama yang perlu dilakukan adalah melakukan analisis keterkaitan antara tujuan pembelajaran dan nilai-nilai dalam Profil Pelajar Pancasila. Guru harus memahami bahwa setiap tujuan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka memiliki peluang untuk membentuk karakter siswa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga harus menyertakan aspek afektif dan psikomotorik dalam proses perencanaan pembelajaran.
Misalnya, dalam pembelajaran IPA tentang pelestarian lingkungan, guru dapat menyisipkan nilai gotong royong dan bernalar kritis melalui diskusi kelompok atau proyek kebersihan sekolah. Dalam pelajaran Matematika, guru bisa menumbuhkan nilai mandiri dan berpikir logis dengan menyajikan soal-soal kontekstual yang berkaitan dengan kehidupan nyata siswa. Dalam Bahasa Indonesia, siswa dapat menumbuhkan kreativitas dan berpikir kritis melalui tugas menulis narasi atau opini terhadap isu sosial.
Guru juga harus menyusun indikator pencapaian kompetensi yang mencerminkan dimensi Pancasila. Tujuannya agar proses penilaian mencakup ketercapaian karakter dan nilai, bukan sekadar angka akademik. Guru bisa menyusun rubrik penilaian sikap dan keterampilan yang terintegrasi dengan tujuan pembelajaran.
Pendidik sebaiknya merefleksikan ulang setiap rencana pembelajaran: apakah sudah cukup mendorong siswa menjadi pribadi yang mandiri, kreatif, dan berakhlak mulia? Dengan menyelaraskan tujuan pembelajaran dan Profil Pelajar Pancasila, pembelajaran tidak hanya mendidik otak, tetapi juga hati dan perilaku siswa dalam kehidupan nyata.