Untuk mendorong siswa berpikir kritis dalam pembelajaran, pendidik perlu menciptakan suasana kelas yang menantang, di mana siswa diajak untuk berpikir lebih dalam, menganalisis, dan mengevaluasi informasi secara objektif. Salah satu cara efektif untuk melakukannya adalah dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalah (PBL), di mana siswa dihadapkan pada masalah nyata yang memerlukan pemikiran kritis untuk menyelesaikannya.
Dalam PBL, siswa tidak hanya menerima informasi, tetapi mereka ditantang untuk mencari solusi atas masalah yang diberikan. Proses ini melibatkan berbagai langkah, mulai dari mengidentifikasi masalah, mencari sumber informasi yang relevan, hingga merancang solusi yang inovatif. Selama proses ini, siswa akan melatih keterampilan berpikir kritis, seperti menganalisis data, membandingkan berbagai solusi, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti yang ada.
Selain PBL, guru juga bisa menerapkan teknik diskusi terbuka di kelas, di mana siswa diminta untuk mengemukakan pendapat mereka tentang topik tertentu. Melalui diskusi ini, siswa dapat belajar untuk menganalisis sudut pandang yang berbeda dan memberikan argumen yang mendalam. Guru dapat memfasilitasi diskusi dengan pertanyaan-pertanyaan pemantik yang menantang siswa untuk berpikir lebih kritis, seperti "Apa alasan di balik pendapat ini?" atau "Apa dampak jangka panjang dari keputusan ini?".
Pendidik juga dapat memberi tugas refleksi yang mengharuskan siswa untuk menilai kembali pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata. Hal ini akan mengasah kemampuan berpikir kritis siswa dalam menghadapi berbagai situasi.