Penilaian holistik memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan Profil Pelajar Pancasila, karena penilaian ini tidak hanya mengukur aspek kognitif atau hasil akademis siswa, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik, yang berhubungan dengan karakter dan perilaku mereka. Dengan penilaian holistik, pendidik dapat menilai sejauh mana nilai-nilai Pancasila terinternalisasi dalam diri siswa selama proses pembelajaran.
Dalam penilaian holistik, siswa tidak hanya dinilai berdasarkan ujian atau tugas tertulis, tetapi juga dari partisipasi mereka dalam diskusi, kolaborasi dalam proyek, serta kontribusi mereka terhadap suasana kelas. Hal ini memungkinkan guru untuk menilai sejauh mana siswa mengembangkan karakter seperti bergotong royong, kreatif, mandiri, dan bernalar kritis dalam kegiatan sehari-hari mereka.
Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, seorang guru bisa menilai kemampuan siswa dalam menulis serta cara mereka menyampaikan ide-ide yang mencerminkan sikap saling menghargai dan berpikir kritis. Dalam pelajaran matematika, penilaian bisa mencakup bukan hanya cara mereka menyelesaikan soal, tetapi juga bagaimana mereka bekerjasama dalam kelompok dan menerapkan solusi yang kreatif.
Penilaian holistik juga melibatkan refleksi diri oleh siswa, yang memungkinkan mereka untuk menilai perkembangan diri mereka dalam hal karakter dan nilai-nilai yang mereka pelajari. Ini bisa menjadi bagian dari penilaian akhir dalam sebuah proyek atau tugas besar. Dengan penilaian semacam ini, guru dapat lebih mudah melihat perkembangan siswa tidak hanya dalam hal pengetahuan, tetapi juga dalam hal pengembangan karakter.