Refleksi guru merupakan komponen penting dalam upaya menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila di kelas. Refleksi memungkinkan guru untuk mengevaluasi secara kritis strategi pembelajaran yang digunakan dan melihat sejauh mana nilai-nilai Pancasila telah terintegrasi dalam proses belajar siswa. Tanpa refleksi, pendidik akan kesulitan mengukur efektivitas penguatan karakter dalam pembelajaran intrakurikuler.
Guru dapat melakukan refleksi harian atau mingguan dengan mencatat pengalaman mengajar dan respon siswa. Refleksi ini mencakup pertanyaan seperti: Apakah kegiatan pembelajaran mendorong siswa bekerja sama? Apakah siswa terlihat berpikir kritis dalam diskusi? Apakah mereka menunjukkan kemandirian dalam menyelesaikan tugas? Dengan pertanyaan-pertanyaan ini, guru dapat menilai apakah dimensi seperti gotong royong, bernalar kritis, atau mandiri mulai tumbuh dalam perilaku siswa.
Refleksi juga membantu guru untuk terus memperbaiki dan menyesuaikan metode pembelajaran. Jika ternyata kegiatan yang dirancang belum optimal dalam menumbuhkan nilai-nilai tertentu, maka guru bisa mencari strategi alternatif. Misalnya, jika siswa kurang aktif berdiskusi, guru bisa mengubah pendekatan dari ceramah menjadi diskusi kelompok kecil atau permainan edukatif.
Selain refleksi pribadi, guru juga disarankan untuk berdiskusi dalam komunitas belajar atau forum guru, sehingga bisa mendapatkan masukan dan inspirasi dari rekan sejawat. Refleksi kolaboratif semacam ini membantu guru menyusun praktik baik yang lebih matang dan berdampak.
Dengan melakukan refleksi secara teratur, guru tidak hanya berkembang secara profesional, tetapi juga memastikan bahwa pembelajaran di kelas mengarah pada terbentuknya generasi pelajar yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.