Salah satu contoh nyata bank sampah yang berhasil adalah Bank Sampah Malang (BSM) di Kota Malang, Jawa Timur. Didirikan pada tahun 2008, BSM kini menjadi bank sampah induk yang membawahi ratusan unit bank sampah di sekolah, perumahan, dan instansi di wilayah Malang. Konsep yang diterapkan adalah bank sampah sebagai lembaga keuangan mikro lingkungan, di mana warga bisa menabung sampah dan mendapatkan nilai ekonomis.
BSM memiliki sistem manajemen yang tertata rapi, mulai dari pencatatan tabungan digital, pelatihan pemilahan sampah, hingga distribusi ke industri daur ulang. Bahkan, hasil dari penjualan sampah digunakan untuk membiayai kegiatan sosial, seperti pemberian beasiswa bagi anak tidak mampu dan program kesehatan masyarakat.
Di tingkat sekolah, salah satu yang terinspirasi dari BSM adalah SDN Bunulrejo 2, yang mengintegrasikan bank sampah dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler. Siswa rutin menyetor sampah, belajar membuat kerajinan dari barang bekas, dan ikut serta dalam lomba daur ulang. Sekolah ini kini menjadi rujukan nasional dalam praktik pengelolaan lingkungan berbasis pendidikan.
Contoh lainnya adalah Bank Sampah Mandiri Cibinong, yang tidak hanya melayani penyetoran sampah, tetapi juga memproduksi kerajinan dari limbah plastik dan kertas. Mereka menjual produk hasil daur ulang secara online dan aktif mengedukasi masyarakat melalui pelatihan dan penyuluhan.
Kisah sukses ini menunjukkan bahwa bank sampah bukan sekadar tempat menabung sampah, tetapi juga pusat edukasi, pemberdayaan ekonomi, dan solusi lingkungan yang konkret dan berkelanjutan.